Ternyata butuh waktu 4 tahun untuk menyelesaikan apa yang sebenarnya tak pernah kita mulai. Aku harusnya paham, bahwa cinta yang kuanggap cinta bukanlah perasaan yang nyata kala itu. 

Jika ditotal-total, harusnya jadi 11 tahun ya? Tawa sarkasku yang tak kau sukai kini tergelak.

Kau lelaki yang kini kembali se-kota denganku. Bedanya kini aku tak mencarimu. Tidak pernah. Cukup di sosial media aku melihat bagaimana kabarmu, sesekali. Jika benar cinta memang pernah bertepuk, aku tak akan pernah seikhlas ini melihat kau menjalani hari dengan bahagia. 

Kau berubah. Akupun sama, atau mungkin lebih tepatnya kau lebih mudah berkomunikasi dengan orang, sementara aku masih merasa terasing di dekat orang-orang yang katamu adalah pelindungku. 

Aku tak mengenalmu kini. Nampaknya satu dasawarsa telah membuat kita berbeda. Cinta yang dulu ku agung-agungkan nampaknya kini hanya tinggal sajak yang mulai sedikit demi sedikit mengubah kita. 

Perasaan memang ternyata bisa berubah. Aku dulu membencimu. Sangaat. 

Bahkan aku membenci langit jingga syahdu di pergantian musim panas ke hujan. 

Tapi kini tidak lagi, duhai kau yang kini seperti orang asing dalam hidupku. 

Bagaimanapun kisah kita tak pernah tertulis bahkan masuk ke dalam memorimu bukan? Jika demikian adanya, aku sekarang berterimakasih dan bersyukur. Sebab telah ada jiwa baru yang mampu membimbingku dan melengkapiku. 

Sekali lagi, Terima Kasih KAU.